Daftar Hewan / Binatang / Fauna Endemik Khas Indonesia -
Bukan hal yang mengejutkan lagi kalau saya menyampaikan bahwa Indonesia, negeri kita tercinta ini merupakan negeri yang sangat kaya raya akan sumber daya alamnya. Bisa kita lihat dari luasnya wilayah daratan dan perairanya. Di perhiasan lagi Indonesia di lewati oleh garis khatulistiwa yang menciptakan Indonesia negeri yang tropis sehingga memungkinkan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Dan sanggup di bilang hampir sebagian besar makhuk hidup baik tanaman dan fauna dunia ada di Indonesia, dan tak jarang juga banyak tanaman dan fauna endemik yang memang hanya sanggup ditemui di Negeri kita tercinta ini. Nah pada topik pembahasan kita kali ini kita hanya akan membahas mengenai fauna endemik yang hidup dan ditemukan di Indonesia. Berikut ulasannya :
1. Kuskus Beruang
Kuskus Beruang yakni anggota dari genus Ailurops. Kuskus Beruang yakni fauna marsupial dan dari keluarga Phalangeridae. Kuskus Beruang yakni marsupial arboreal yang hidup di kanopi hutan hujan tropis.[butuh rujukan] Hampir tidak diketahui status dan keadaan ekologinya. Meskipun ilmuwan menggolongkan populasi ini kedalam satu spesies, yaitu , A. ursinus, atau melanotis, tetapi intinya Kuskus Beruang merupakan suatu spesies. Genus ini berbeda, meskipun pihak berwenang memasukan dalam subfamili, Ailuropinae. Kuskus Beruang hanya ditemukan di beberapa pulau di Indonesia, yang merupakan potongan dari Asia, yang sebagian besar marsupial tidak ditemukan di Asia.It is found only on some of the islands of Indonesia, which is a part of Asia, where marsupials are generally not found. Sebuah hipotesis menyatakan bahwa isolasi yang menjadikan Kuskus Beruang ditemukan di Pulau Sulawesi yang terjadi pada waktu Miosen yang menjadikan perbedaan dari keluarga Phalangeridae. (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kuskus_beruang )
2. Rusa Bawean
Rusa bawean (Axis kuhlii) yakni homogen rusa yang dikala ini hanya ditemukan di Pulau Bawean di tengah Laut Jawa, Secara administratif pulau ini termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Spesies ini tergolong langka dan diklasifikasikan sebagai "terancam punah" oleh IUCN. Populasinya diperkirakan hanya tersisa sekitar 300 buntut di alam bebas. Rusa Bawean hidup dalam kelompok kecil yang biasanya terdiri atas rusa betina dengan anaknya atau jantan yang mengikuti betina untuk kawin. Mereka tergolong fauna nokturnal atau aktif mencari makan di malam hari.( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Rusa_bawean )
3. Anoa
Anoa yakni fauna endemik Sulawesi, sekaligus maskot provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan letak persebarannya, fauna ini tergolong fauna peralihan. Sejak tahun 1960-an, anoa berada dalam status terancam punah. Dalam lima tahun terakhir populasi anoa menurun secara drastis. Diperkirakan dikala ini terdapat kurang dari 5000 buntut yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya. Ada dua spesies anoa, yaitu: Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua jenis ini tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Keduanya juga termasuk jenis yang bernafsu dan susah dijinakkan untuk dijadikan fauna ternak (domestikasi). Kedua jenis ini dibedakan menurut bentuk tanduk dan ukuran tubuh. Anoa dataran rendah relatif ludang keringh kecil, buntut ludang keringh pendek dan lembut, serta mempunyai tanduk melingkar. Sementara anoa pegunungan ludang keringh besar, buntut panjang, berkaki putih, dan mempunyai tanduk kasar dengan penampang segitiga. Penampilan mereka mirip dengan kerbau, dengan berat berat badan 150-300 kilogram dan tinggi 75 centimeter. Saat ini konservasi anoa dikonsentrasikan pada dukungan terhadap daerah hutan dan penangkaran. Banyak yang menyebut anoa sebagai kerbau kerdil. ( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Anoa )
4. Kucing Merah
Kucing merah (Pardofelis badia), juga dikenal sebagai kucing Kalimantan, kucing merah Kalimantan, atau kucing watu Kalimantan, yakni kucing liar endemik pulau Kalimantan yang ludang keringh jarang ditemui dibandingkan dengan spesies kucing lain yang simpatrik, menurut pada kurangnya historis serta catatan terakhir. Pada tahun 2002, IUCN mengklasifikasikan spesies hutan ini sebagai terancam punah sebab penurunan populasi yang diperkirakan ludang keringh dari 20% pada tahun 2020 sebab hilangnya habitat. Pada tahun 2007, jumlah populasi akibattif diperkirakan kurang dari 2.500 buntut kucing dewasa. Kucing merah secara historis telah dicatat sebagai langka dan dikala ini kepadatan populasinya rendah bahkan di habitat aslinya. ( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kucing_merah )
5. Rusa Jawa
Rusa Jawa atau sambar Sunda (Rusa timorensis) yakni jenis rusa yang endemik di wilayah pulau Jawa, Bali dan Timor (termasuk Timor Leste) di Indonesia. Hewan ini juga sebuntut spesies pendatang di Irian Jaya, Kalimantan, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, Australia, Mauritius, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Papua Nugini, dan Réunion. ( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Rusa_jawa )
6. Badak Sumatera
Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yakni anggota famili Rhinocerotidae dan salah satu dari lima spesies badak. Badak ini yakni rino terkecil, mempunyai tinggi sekitar 120–145 sentimeter, dengan panjang sekitar 250 sentimeter dan berat 500–800 kilogram. Seperti spesies rino di Afrika, rino ini mempunyai dua cula. Badak Sumatra terdapat di Taman Nasional Kerinci Seblat (Bengkulu). (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Badak_sumatera )
7. Badak Jawa
Badak jawa, atau rino bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) yakni anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima rino yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan rino india dan mempunyai kulit bermosaik yang ibarat baju baja. Badak ini mempunyai panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini ludang keringh kecil daripada rino india dan ludang keringh akrab dalam besar badan dengan rino hitam. Ukuran culanya biasanya ludang keringh sedikit daripada 20 cm, ludang keringh kecil daripada cula spesies rino lainnya. ( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Badak_jawa )
8. Owa Jawa
Owa jawa (Hylobates moloch) yakni homogen primata anggota suku Hylobatidae. Dengan populasi tersisa antara 1.000 – 2.000 buntut saja, simpanse ini yakni spesies owa yang paling langka di dunia. Owa jawa menyebar terbatas (endemik) di Jawa potongan barat. ( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Owa_jawa )
9. Tarsius Tarsier
Tarsius tarsier (Binatang Hantu/Kera Hantu/Monyet Hantu) yakni suatu jenis primata kecil, mempunyai badan berwarna coklat kemerahan dengan warna kulit kelabu, bermata besar dengan indera pendengaran menghadap ke depan dan mempunyai bentuk yang lebar. Nama Tarsius diambil sebab ciri fisik badan mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka sanggup melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga mempunyai buntut panjang yang tidak berbulu, kecuali pada potongan ujungnya. Setiap tangan dan kaki fauna ini mempunyai lima jari yang panjang. Jari-jari ini mempunyai kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang mempunyai cakar yang dipakai untuk grooming. (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tarsius_tarsier)
10. Tarsius Bangka
Tarsius bancanus atau Mentilin merupakan salah satu spesies tarsius. Primata endemik Sumatera dan Kalimantan, Indonesia ini ditetapkan sebagai Fauna bukti diri provinsi Bangka Belitung. Tarsius bancanus atau Horsfield’s Tarsier mempunyai ciri-ciri dan sikap mirip jenis-jenis tarsius lainnya. Panjang tubuhnya sekitar 12-15 cm dengan berat badan sekitar 128 gram (jantan) dan 117 gram (betina). Bulu badan Tarsius bancanus berwarna coklat kemerahan sampai abu-abu kecoklatan. (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tarsius_Bangka)
11. Lutung Budeg
Lutung budeng (Trachypithecus auratus) yakni homogen lutung yang rambutnya berwarna hitam legam. Monyet anggota suku Cercopithecidae ini menyebar terbatas (endemik) di Indonesia potongan barat. Lutung berukuran sedang, dengan panjang kepala dan badan antara 46-75 cm. Lutung budeng mempunyai rambut badan berwarna hitam. Dan mirip jenis lutung lainnya, lutung ini mempunyai buntut yang panjang, antara 61-82 cm. Jantan dan betina cukup umur umumnya berwarna hitam, dengan betina mempunyai warna putih kekuningan di sekitar kelaminnya. Anak lutung mempunyai rambut badan berwarna jingga keemasan. Subspesies nominal, T. a. auratus yang menyebar di Jawa potongan timur, kadang kala mempunyai individu cukup umur yang berwarna jingga mirip bayi lutung, namun sedikit ludang keringh gelap dengan ujung rambut kuning. (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Lutung_budeng)
12. Komodo
Komodo, atau yang sekomplitnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), yakni spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk orisinil pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini bekerjasama dengan tanda-tanda gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya badan fauna-fauna tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang menguasai ekosistem tempatnya hidup. (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Komodo)
Nah itulah sebagian kecil dari fauna / fauna endemik khas Indonesia dan admin tidak menyebutkan tiruananya sebab memang ada berbagai fauna endemik yang hidup di Nusantara. baik yang sudah ditemukan dan di identifikasi maupun belum di temukan. Dan sepatutnya kita gembira menjadi bangsa Indonesia, bangsa yang besar yang mempunyai kekayaan hayati besar di dalamnya. Dan kita sebagai generasi penerus bangsa harus dan wajib menjaga tiruana yang telah dikaruniakan kepada negeri kita tercinta. Sehingga tanaman dan fauna Indonesia tetep lestari dan sanggup di lihat oleh generasi yang akan datang.
Advertisement












